Berisikan Tentang Penulisan Ilmiah dan lainnya

Rabu, 29 Juli 2015

JURNAL PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI  KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Rosento
 Program Studi Manajemen Administrasi
Akademik Sekretari dan Manajemen Bina Sarana Informatika (ASM BSI)
Jl. Jatiwaringin Raya No. 18 Jakarta Timur
                                              rosento.rst@bsi.ac.id / rosento.sento@gmail.com 


ABSTRACT

Motivation is an influential factor in the performance of an employee or labor. Therefore, in an effort to improve organizational performance, then the intervention of themotivation is very important and is recommended. Motivation in an organization has the sole purpose very broad in order to develop the organization.

Keywords: Motivation work, The Performance of employee.



I. PENDAHULUAN
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi kerja karyawan merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya. sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu berubah.
            Sehingga motivasi kerja karyawan merupakan suatu proses kerja yang memberikan semangat kepada karyawan dalam melakukan aktivitas, sehingga apa yang diharapkan oleh perusahan dapat tercapai dengan baik guna meningkatkan kinerja di sebuah perusahaan.
            Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang tidak dapat di pisahkan dengan perusahaan. Dukungan dari setiap manajemen yang berupa pengarahan, dukungan sumber daya seperti, memberikan peralatan yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan.

II. LANDASAN TEORI
2.1. Motivasi
            Menurut H. Hadari Nawawi (2011:351) motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Secara sederhana dapat dibedakan dua bentuk motivasi kerja diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Instrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dalam diri pekerja sebagai induvidu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjaka, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan atau memungkinkan mencapai suatu tujuan maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa yang akan datang.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai induvidu, berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal, misalnya berdedikasi yang tinggi  dalam bekerja karena upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat.
Menurut H.Veitzhal Rivai (2010:837)
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi induvidu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.
Menurut Machrony dalam Siswanto (2008:119)  Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :
1. Penghargaan
2. Pengakuan
3. Keselamatan
4. Perlindungan
5. Keamanan dan jaminan sosial.
Menurut Sutrisno (2011:109) Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tetentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian Motivasi, yaitu :
1. Memahami perilaku bawahan
Artinya Pimpinan harus dapat memahami perilaku bawahan, dengan memahami perilaku mereka akan lebih memudahkan tugasnya memberi motivasi kerja.
2. Harus berbuat dan berprilaku realistis
Artinya Seorang pimpinan mengetahui bahwa kemampuan para bawahan tidak sama, sehingga dapat memberikan tugas yang kira-kira sama dengan kemampuan mereka masing-masing.
3. Tingkat kebutuhan setiap orang berbeda
Artinya tingkat kebutuhan setiap orang tidak sama disebabkan karena adanya kecenderungan, keinginan, perasaan dan harapan yang berbeda antara satu orang dengan orang lain pada waktu yang sama.
4. Mampu menggunakan keahlian
Artinya Diharapkan lebih menguasai seluk-beluk pekerjaan, mempunyai kiat sendiri dalam menyelesaikan masalah, apalagi masalah yang dihadapi bawahan dalam melaksanakan tugas.
5. Pemberian motivasi harus mengacu pada orang.
Artinya Seseorang pimpinan harus memberlakukanseorang bawahan sebagai bawahan, bukan sebagai diri sendiri yang sedang mempunyai kesadaran tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
6. Harus dapat memberikan keteladanan
Artinya Dengan keteladanan seorang pimpinan, bawahan akan dapat termotivasi  bagaimana cara bekerja dengan baik, berkata dan berbuat yang baik.
            Menurut Hasibuan dalam Notoatmodjo (2009:125) Motivasi dalam suatu organisasi mempunyai maksud dan tujuan yang sangat luas dalam rangka pengembangan organisasi tersebut, antara lain srebagai berikut :
1. Mndorong gairah dan semangat kerja pegawai atau karyawan
2. Meningkatkan kepuasan kerja karyawan, yang akhirnya akan meningkatkan kinerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
4. Meningkatkan loyalitas dan integritas karyawan
5. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
6. Meningkatkan kehadiran kerja karyawan
              
2.2.. Kinerja Karyawan
Menurut Mangkunegara (2009:67) Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :
 1. Kualitas kerja       2. Kuantitas kerja
 3. Kemampuan        4. Motivasi
Menurut Moeheriono (2010:60) Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.
Kinerja individu pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Harapan mengenai imbalan
2. Dorongan
3. Kemampuan
4. Kebutuhan dan sifat
5. Persepsi terhadap tugas
6. Kepuasan Kerja.
Menurut Gilbert dalam Notoatmodjo  (2009:124)  mendefinisikan kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3 ( tiga ) faktor-faktor  yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :
1.  Demografi
2.  Kepemimpinan
3.  Kepribadian.
Dengan demikian bahwa kinerja adalah pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi sehingga kinerja merupakan sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan kembali dan evaluasi seseorang secara periodik, sehingga kinerja dapat ditujukan untuk pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebuah organisasi, dengan dimensinya adalah sebagai berikut :
1.  Kualitas Kerja
2.  Kepuasan Kerja
3.  Kepribadian

III. METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder yang diperoleh penulis melalui berbagai literature yang digunakan dan juga berbagai bahan jurnal yang dapat dijadikan acuan dalam pembutatan penulisan ini

IV. PEMBAHASAN
Motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka, hal ini akan meningkatkan kinerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan dan atau organisasi. Pada dasarnya, proses motivasi dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencari jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi, sebagai contoh beberapa karyawan secara reguler menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbicara atau mendiskusikan sesuatu, yang sebenarnya hanya untuk memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah ini sebagai suatu usaha yang bagus, namun tidak produktif dalam mewujudkan hasil kerja atau target kerja.   
            Kebanyakan orang berpendapat bahwa gaji atau insentif adalah alat yang paling ampuh untuk meningkatkan motivasi kerja, dan selanjutnya dapat meningkatkan kinerja karyawan disuatu perusahaan atau organisasi kerja.
            Menurut  Buchari Zinun dalam Notoatmodjo (2009:126) Dalam meningkatkan motivasi kerja karyawannya dalam rangka mencapai kinerja organisasi yang lebih baik, antara lain sebagai berikut :
1. Komunikasi
Komunikasi organisasi bukan hanya antara bawahan dan atasan dalam menyampaikan perintah-perintah kerja atau respon terhadap perintah vertikal, namun juga komunikasi di antara karyawan dengan karyawan itu sendiri. Dengan adanya komunikasi organisasi yang baik akan merupakan iklim kondusif dan dapat dapat memotivasi para karyawan untuk berkinerja dengan baik.
2. Orientasi
Ada dua orientasi dalam meningkatkan kinerja, yakni orientasi kepada pegawai/karyawan dan orientasi kepada pekerjaan atau tugas semata-mata. Dakam meningkatkan motivasi kerja, kedua organisasi ini tidak boleh dipertentangkan tetapi justru harus diseimbangkan. Oleh sebab itu dalam meningkatkan motivasi kerja, kedua aliran ini dipakai atau diterapkan secara seimbang, karena saling melengkapi.
3. Pengawasan
Pengawasan atau supervisi oleh atasan terhadap bawahan adalah alat untuk memotivasi kerja karyawan, apabila caranya tepat, tetapi apabila supervisi tersebut dilakukan dengan cara salah, misalnya dilakukan dengan marah-marah selalu memberi perintah-perintah atau instruksi, maka justru akan melemahkan semangat kerja karyawan.
4. Pengakuan
Pengakuan atau rekognasi dalam suatu organisasi bukan hanya dalam bentuk materi saja, tetapi juga dalam bentuk non materi seperti surat penghargaan, pujian secara lisan, kunjungan atasan kepada bawahan secara informal. Pengaruh-pengaruh pemberian pengakuan dalam bentuk penghargaan-penghargaan tersebut selanjutnya akan meningkatkan motivasi kerja karyawan.
5. Partisipasi
Pimpinan suatu organisasi atau institusi adalah seorang demokrat yang baik. Setiap pengambilan keputusan, lebih-lebih menyangkut karyawan atau bawahan, hendaknya melibatkan karyawan sebanyak mungkin (tidak harus semua) meskipun demikian, keikutsertaan atau partisipasi bawahan dalam mengmbil keputusan pimpinan tidak berarti mengurangi tanggung jawab pimpinan. Partisipasi karyawan dalam mengmbil keputusan ini penting, karena para karyawan akan merasa ikut memiliki tanggung jawab terhadap organisasi tersebut, dan selanjutnnya dapat meningkatkan motivasi kerja.
6. Kompetisi
Kompetisi yang sehat perlu dikembangkan disuatu organisasi kerja, melalui kompetisi ini setiap anggota organisasi atau karyawan akan berusaha memperbaiki kinerja atau prestasinya sehingga suasana kerja yang kompetitif didalam suatu organisasi kerja akan meningkatkan motivasi kerja yang tinggi.
7. Delegasi
Pelimpahan wewenang tertentu oleh atasan kepada bawahan didalam suatu organisasi adalah bentuk kepercayaan yang diberikan kepada karyawan tertentu. Dengan diperolehnya kepercayaan dari atasan ini, seorang karyawan akan merasa bahwa ia mampu melakukan tugas yang diberikan dan selanjutnya ia merasa percaya diri. Dengan percaya diri ini akan menimbulkan semangat kerja tinggi. Oleh sebab itu semangat kerja tinggi. Oleh sebab itu, pendelegasian wewenang kepada para karyawan adalah juga merupakan upaya untuk memotivasi kerja karyawan, namun pemberian wewenang ini harus diserta pengawasan, sebab apabila tidak, wewenang yang diberikan tersebut dapat disalhgunakan.
8. Integritas
Suatu organisasi kerja apapun mempunyai visi,misi, tujuan serta strategi untuk mencapai visi,misi dan tujuan tersebut. Pimpinan organisasi berkewajiban untuk berkoordinasi mengarahkan dan sebagainya semua sumber daya manusia atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi terSuatu organisasi kerja apapun mempunyai visi,misi, tujuan serta strategi untuk mencapai visi,misi dan tujuan tersebut. Pimpinan organisasi berkewajiban untuk berkoordinasi mengarahkan dan sebagainya semua sumber daya manusia atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi tersbut. Kepentingan-kepentingan pribadi semua karyawan ( pimpinan dan bawahan ) harus diintegrasikan guna mencapai tujuan-tujuan organisasi. Oleh sebab itu, Pimpinan organisasi mempunyai kewajiban untuk menumbuhkan “integritas” yang ditinggi pada semua karyawannya terhadap organisas. Apabila semua karyawan organisasi mempunyai integritas organisasi yang tinggi akan mendorong kinerja semua karyawan.

V. SIMPULAN
            Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Motivasi adalah keadaan kejiwaan yang mendorong,mengaktifkan atau menggerakkan seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi masing-masing anggota organisasi.
2. Kinerja adalah  hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
3. Pemberian motivasi kepada para karyawan merupakan kewajiban pimpinan sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat mencapai kinerja yang diharapkan.
4. Penilaian kinerja pegawai tetap harus diselenggarakan untuk mengevaluasi sejauh mana karyawan tersebut telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
        
DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2009). MSDM Perusahaan., Bandung: Refika Aditama.
Nawawi. H. Hadari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang  Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Notoatmodjo,Soekidjo.(2009).Pengembangan Sumber Daya Manusia.Jakarta:Rineka Cipta
Rivai, Veithzal. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sustrisno,Edi.iswanto.(2011),Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: Kencana.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog